Selasa, 01 Juli 2008

Pesta 150 Tahun Kapusin Münster

sejarah kehadiran kapusin di tempat ini terkait dengan beragam sejarah bangunan di sekitanya.


Pesta 150 tahun kembalinya ordo Kapusin ke Munster diadakan pada akhir pekan. Sejarah membuktikan bahwa tidak selalu para saudara religious di kota ini begitu terbuka menyambut para saudara kapusin– menilik kembali pada para kapusin pertama di St. Egidius (1615-1812) dan kedatangannya kembali ke biara yang sekarang ini sebelum Neutor persis 150 tahun lalu sebagaimana diterangkan oleh Prof. Dr. Leonhard Lehman pada saat mengawali pesta pada hari Jumat malam.
Kota, katedral dan kapusin
Sejak saat itu, tetapi sungguh kembali para saudara yang berjambang dengan jubahnya yang khas gelap, dengan tali yang melingkar, kota katedral. Tidak hanya bagian fisik, tapi juga bahkan cara berpastoral mereka sangat khas. Hai ini ditegaskan oleh Pemimpin perayaan Ekaristi Uskup Dr. Josef Voss,dengan mengutarakan secara khusus pelayanan para kapusin bagi orang miskin dan semangat untuk menjadi kapelan di rumah sakit. Perhatian bagi umat Allah dalam Kristus gampang dilihat, tegas Voss dalam kotbahnya, “inilah yang seharusnya tampak dalam gereja”. “Kehidupanmu yang selaras dengan ideal santo Fransiskus menjadi jalan terbaik untuk menunjukkan spiritualitas ini pada umat Allah sekarang ini.
Kenangan atas pertolongan ke Nias
Pemerintah setempat mengucapkan terima kasih kepada kapusin atas karyanya yang terpercaya dalam menyalurkan berbagai jenis bantuan lewat proyek bantuan bagi para korban tsunami di Nias, Indonesia.
Para tetangga dan undangan lain berkumpul di taman biara seusai perayaan ekaristi – sup. Sossis dan minuman disiapkan demi kegembiraan pesta.
Kegemerlapan geraja kapusin dengan hiasan dan koor
Gereja biara menghadirkan dirinya kepada para tetangga , teman-teman, dan para undangan lain dengan tampilan bunga-bunga merah dan putih, rancangan music yang luar biasa yang dibawakan oleh “Public nightingales” yang terkenal beranggotakan orang-orang yang berasal dari Polandia, melahirkan lantunan suara yang tiada duanya. Group amatir yang dipimpin oleh Prof. Stefan Stuligrosz – yang dalam usianya ke 88 tahun masih hadir dalam konser secara karismatis dan menakjubkan – telah memiliki koleksi yang memuat lebih dari 1000 karya. Glockenreines, “Tantum ergo” dari Mozart, Communion atau Alleluya dari Handel dan lagu-lagu lain yang mengakhiri perayaan ekaristi menyentuh hati para hadirin secara mendalam yang tampak dari applause umat setelah penganugerahan berkat oleh uskup
Pesta musim panas yang diadakan di taman biara ini merupakan tradisi yang telah berjalan selama lebih dari 30 tahun yang dibumbui dengan sup, sossis, meja dan bangku yang semuanya menimbulkan ketertarikan bagi para undangan terutama undangan yang paling muda
Lihat juga
Di bawah naungan pohon buah-buahan yang ada di biara ratusan hadirin menikmati acara ramah tamah dan diskusi bebas dengan sesama. Pesta berakhir pada sore hari dan dengan antusiasme untuk menyakikan pertandingan final piala eropa, para hadirin pulang ke rumah setelah sebelumnya mengikuti ibadat sore di dalam koor.
Catatan: Foto-foto dapat dilihat dari sumber aslinya: Klik di sini ...

0 komentar:

Posting Komentar